Sabtu, 08 Januari 2011

Kepastian Kejadian Pembakaran Al-Qur'an

Rencana Pembakaran Al Qur'an pada 11 September

Umat Muslim di seluruh dunia harus memberikan respon yang sangat keras atas rencana pembakaran Al-Quran untuk memperingati robohnya gedung World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 di Amerika Serikat mendatang. Rencana pembakaran Al-Quran itu akan dilakukan oleh kelompok jamaah salah satu gereja di AS yang menamakan dirinya Dove World Outreach Center pimpinan Pastor Terry Jones.

Jika rencana pembakaran Al-Quran ini benar-benar terjadi akan terjadi potensi konflik yang sangat besar. Amerika cenderung membiarkan masyarakatnya berekspresi dengan bebas sehingga hal ini sangat berbahaya bagi kedamaian dunia. Harus ada kerja keras untuk menggagalkan rencana pembakaran Al-Quran di AS.

Pemerintah Indonesia harus mengirimkan pesan perdamaian untuk menggagalkan rencana aksi pembakaran Al-Quran kepada Pemerintah AS. Rencana aksi Pembakaran Al-Quran di AS menjadi besar karena sudah diliput oleh salah satu media internasional Cable News Network(CNN)

Kemudian Jones Hanya Menangguhkan Pembakaran , Bukan Membatalkan .

Alasannya, belum ada kepastian pemindahan lokasi pembangunan Islamic Center di New York

jonws

VIVAnews - Pemimpin sekte evangelis di Florida, AS, Terry Jones, terus berulah. Ia kini meralat pernyataannya telah membatalkan rencana pembakaran Al-Qur’an pada 11 September mendatang. Dia kini menyatakan baru ‘menangguhkan’ rencana itu. Rencana sinting yang telah dikecam oleh berbagai pemuka agama itu–termasuk pemuka Nasrani dan Yahudi–baru akan dibatalkannya hingga ada jaminan pembangunan Islamic Center di dekat Ground Zero di New York, dipindahkan ke lokasi lain.

Ditemani pemimpin komunitas Muslim di Florida Tengah, Imam Muhammad Musri, Kamis, 9 September waktu setempat, Jones semula mengumumkan pembatalan rencana sintingnya itu. Namun, beberapa jam kemudian, dia mengubah pernyataannya.

Jones berdalih dia belum mendapat persetujuan dari imam pemimpin proyek Islamic Center tentang pemindahan lokasi pembangunan seperti yang dia inginkan. Semula, dia mengira sudah mendapat kepastian soal kesepakatan ‘barter’ itu dari Musri.

“Setelah mendengarkan perkembangan terkini, kami terpaksa memikirkan kembali keputusan kami,” kata Jones. “Kami tidak membatalkan acara, hanya menundanya.”

Jones adalah pemimpin gereja Dove Outreach Center, yang hanya beranggotakan 50 orang di Kota Gainesville, Florida. Profil lengkapnya.

Musri, yang mendampingi Jones, mengatakan bahwa mereka berdua Sabtu besok akan mengunjungi New York untuk bertemu dengan Imam Feisal Abdul Rauf, yaitu imam yang memimpin proyek pembangunan Islamic Center dan masjid di dekat kawasan Ground Zero.

Jones sebelumnya mengatakan pembatalan itu merupakan barter dari pemindahan proyek Islamic Center dan masjid dari dekat kawasan Ground Zero di New York. Namun, pernyataan Jones itu mengejutkan Imam Feisal Abdul Rauf yang merasa tak pernah membuat kesepatan apapun dengan Jones. Abdul Rauf menyatakan tak akan memenuhi tuntutan Jones itu. (Associated Press)

Namun Kabar Terakhir Menyebutkan Pembakaran Alquran Ternyata Jadi Dilakukan

16/09/2010 18:34

Liputan6.com,

Springfiled:
Pembakaran Alquran yang sebelumnya akan dilakukan oleh pendeta dari Florida Terry Jones, pada peringatan tragedi 11 September, urung dilaksanakan karena mendapatkan kecaman dari berbagai pihak. Namun ternyata pembakaran dilakukan oleh pengikut Terry, pendeta Bob Old dan Danny Allen. Mereka membakar Alquran di halaman belakang sebuah rumah di Springfileld, Amerika Serikat, Sabtu (11/9) silam.

Bob Old dan rekannya Danny Allen berdiri bersama di halaman belakang rumah tua. Mereka menyebut tindakan itu sebagai panggilan dari Tuhan. Mereka membakar dua salinan Quran dan satu teks Islam lainnya di depan segelintir orang, yang sebagian besar dari media.

Seperti dilansir Detroit News, ternyata pembakaran Alquran juga terjadi di Michigan. Sebuah Alquran dibakar di depan pusat ajaran Islam di kota tersebut.

Ryanne Nason, seorang cendekiawan Amerika Serikat, seperti dikutip koran lokal Mainecampus, Kamis (15/9), menyebut bahwa pembakaran yang dilakukan oleh sejumlah orang sangat menyedihkan dan memalukan.

Di AS, negara yang dibentuk pada keyakinan kebebasan beragama, setiap orang diberikan hak untuk mempraktikkan agama yang mereka yakini, seperti Yudaisme, Islam, Kristen, atau tidak menganut agama sama sekali.

Dengan membakar Alquran atau kitab suci agama lain, seluruh bangsa lain akan melihat AS sebagai negara tanpa kelas dan tidak etis, kata Nason.

Sungguh ironis bahwa Terry Jones atau Bob Old merasa memiliki perlindungan berdasarkan amandemen pertama untuk membakar kitab suci agama lain yang ia tidak percaya. Padahal semua muslim di AS dilindungi oleh undang-undang konstitusional yang sama. Hal ini akan memberikan cela pada reputasi Amerika.


Menurut Ryanne, orang beragama menggunakan moral yang kuat dan nilai-nilai, namun sekarang orang mendiskreditkan keyakinan mereka karena bersifat menghakimi dan intoleransi. Salah satu dari banyak alasan mengapa kita memiliki pasukan di Irak dan Afghanistan adalah untuk melawan penindasan dan penganiayaan agama terhadap penduduk negara di negara tersebut. Namun, saat ini ternyata warga negara Amerika sendiri yang melecehkan agama lain, katanya.

Di Chicago, Mohammed Kaiseruddin, Dewan Direksi Pusat Ajaran Islam memberikan gambaran terhadap pembakaran Alquran yang sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dianutnya. Ia mengatakan kepada Huffington Post hari ini,

"Kami merasa seperti sudah menjadi korban. Ketika kami memegang Alquran, kami memperlakukannya dengan sangat hormat. Kami tidak pernah menaruh salinan Alquran di lantai. Sejak kecil, kami selalu mengingatkan anak-anak untuk menghormati kitab suci ini. Kami juga mengajarkan kepada mereka ketika selesai membaca Alquran, mereka menutup dan menciumnya, lalu menyimpannya". (DES/IAN)

Sumber • VIVAnews dan Liputan6

0 komentar:

Posting Komentar